2018/02/17
2018/02/16
Tugas Artikel Flu Burung
ARTIKEL NEW EMERGING DISEASE
( FLU BURUNG )
DISUSUN OLEH :
Feberman Ndruru (160203005)
Elsa Anggriani Sihombing (160203027)
Wirayanti Harimao (160203016)
Intan Suziana Siagian (160203015)
Feberman Ndruru (160203005)
Elsa Anggriani Sihombing (160203027)
Wirayanti Harimao (160203016)
Intan Suziana Siagian (160203015)
PROGRAM
STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS
FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
SARI MUTIARA INDONESIA
2018
Flu burung
atau Avian Influenza merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen
virus A (H5NI) atau virus A (H7N9) dan menular melalui unggas. Virus A (H5N1)
dan virus A (H7N9) merupakan dua virus influenza
dengan potensi pandemi, karena kedua virus dapat beredar luas di beberapa
populasi unggas. Manusia cenderung tidak memiliki kekebalan terhadap virus
tersebut, sehingga apabila virus A (H5N1) atau virus A (H7N9) menginfeksi manusia
maka dapat menyebabkan penyakit parah bahkan kematian. Menurut Tamher et al
(2008:48), flu burung yang menginfeksi manusia pada uumnya lebih berbahaya
dibandingkan flu biasa sehingga penderita harus diberikan perawatan medis
segera, (Najmah. 2016).
- Triad Epidemiologi
1.
Agent
Virus
penyebab flu burung atau (Avian Influenza)
tergolong Orthomyxoviridae dengan genus A,B,C.
2.
Host
Kelompok
yang berisiko tinggi untuk tertular flu burung adaah mereka yang bekerja di
peternakan maupun pedagang ternak terutama yang memiliki daya tahan tubuh atau
imunitas yang rendah.
3.
Environment
Faktor
lingkungan biologis pada penyakit flu burung adalag agent berupa virus A
(H5NI). Lingkungan fisik yang kurang bersih, tempat pemotongan unggas sangat
berpotensi berkembangbiaknya virus dengan cepat, (Najmah. 2016).
- Riwayat Alamiah Penyakit
1.
Tahap Pre
Patogenesis
Pada tahap
ini, terjadi interaksi antara pejamu dam agen virus
A (H5N1)
diluar tubuh pejamu. Jika imunitas pejamu sedang lemah atau bibit penyakit
lebih ganas dan kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi pejamu maka
penyakit ini akan masuk dengan mudah melanjutkan riwayat alamiahnya ketahap
pathogenesis
2.
Tahap Patogenesis
Penyakit flu
burung memiliki masa inkubasi sekitar 2-8 hari bahkan bisa selama 17 hari.
Gejala awal yang timbul berupa demam tinggi dan gejala seperti influenza,
batuk, radang tenggorokan, diare, muntah-muntah, nyeri dada, serta perdarahan
pada hidung dan gusi. Selain itu gejala berat yang ditimbulkan seperti terjadi
pengembangan saluran pernafasan bawah, gangguan pernafasan, suara serak, suara
berderak ketika menghirup hipoksemia, disfungsi organ multiple dan infeksi
sekunder bakteri dan jamur.
3.
Tahap Terminal
Pada tahap
akhir dari perjalanan penyakit flu burung yaitu pasien dapat sembuh, sembuh
dengan cacat atau meninggal, (Najmah. 2016).
- Cara Penularan
Penyakit
influenza dapat ditularkan dari unggas ke unggas atau dari peternak ke peternak
lain dengan cara ;
1.
Kontak langsung
dari unggas yang terinfeksi dari hewan yang peka
2.
Kontak tidak
langsung ini penularannya melalui :
·
Percikan cairan
atau lender yang berasal dari hidung dan mata
·
Paparan muntahan.
·
Lubang anus (tinja
unggas yang sakit)
·
Penularan lewat
udara akibat konsentrasi virus yang tinggi terhadap
saluran
pernafasan.
·
Melalui sepatu dan
pakaian peternak yang terkontaminasi virus.
·
Melalui pakan, air,
dan peralatan yang terkontaminasi virus.
·
Melalui perantara
angin yang memiliki peran penting dalam.
penularan penyakit dalam satu kandang tetapi
memiliki peranterbatas dalam penyebaran antar kandang, (DEPKONMINFO. 2008).
- Pencegahaan
Upaya
pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang
terkontaminasi kotoran atau feses dan sekret unggas dengan beberapa tindakan
seperti :
1.
Setiap orang yang
berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus
menggunakan pelindung (masker dan kacamata renang)
2.
Bahan yang berasal
dari saluran cerna unggas seperti kotoran atau feses harus ditata-laksana
dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi
orang di sekitarnya
3.
Setiap alat-alat
yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan disinfektan
4.
Kandang dan kotoran
tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5.
Jangan makan darah
mentah, marus dan daging unggas atau telur setengah matang
6.
Melaksanakan
kebersihan lingkungan
7.
Melakukan
kebersihan diri, (Tamher dan Noorkasiani. 2008).
DAFTAR PUSTAKA
DEPKONMINFO. 2008. Flu Burung Ancaman dan Bahaya. Jakarta : DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA RI.
Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta Timur : CV. TRANS INFO
MEDIA.
Tamher dan Noorkasiani. 2008. Flu Burung Aspek Klinis dan Epidemiologi.
Jakarta : Salemba Medika.
Subscribe to:
Posts (Atom)